Foto : Ahmad Khusairi, Koordinator Badan pekerja Prodesa |
Hal ini terjadi karena dampak pandemi Covid-19 yang dibarengi dengan berbagai pembatasan oleh pemerintah sehingga sektor ekonomi menjadi mandek.
Dalam rilisnya, Prodesa menyampaikan bahwa wabah Covid-19 membuat hampir semua warga di semua lini, merasa ketakutan.
"Kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas pembatasan-pembatasan kegiatan warga memang dibutuhkan dalam rangka pencegahan paparan wabah tersebut, dan pastinya warga pun harus mempunyai kesadaran yang tinggi serta disiplin dalam mematuhinya", ujarnya.
Koordinator Badan Pekerja Prodesa, Ahmad Khusairi mengatakan bahwa atas pembatasan kegiatan masyarakat tersebut, imbasnya pun bagai permainan bola biliar.
Foto : Surat Prodesa kepada pemkab malang |
Ahmad Khusairi mengatakan bahwa saat ini kegiatan usaha kalang kabut, akhirnya banyak karyawan terpaksa dirumahkan yang sebagian besar tanpa gaji dengan nasib yang jelas tak pasti. Para pedagang kecil, industri rumahan, dan pelaku UMKM lainnya merumahkan diri dan komoditasnya karena kawatir terpapar wabah dan yang pasti memang tidak ada pembeli, bahkan calon pembeli pun juga tidak ada.
"Demikian juga di bidang pertanian, para petani merugi bukan karena gagal panen tapi lantaran gagal jual, apalagi buruh taninya. Para nelayan pun punya cerita yang tak jauh berbeda", ujarnya.
Lebih lanjut, Prodesa berkesimpulan bahwa atas dasar kondisi tersebut, rakyat Kabupaten Malang terancam miskin.
"Mensikapi hal tersebut, kami berkirim surat kepada Bupati Malang agar pemberian bantuan bahan pangan tidak dibatasi dengan status, karena seluruh rakyatnya sudah mengalami kesulitan untuk hidup sehari-hari, bahkan terancam miskin semua", pungkasnya. (*)
Posting Komentar