Foto : Ki Jumali maestro wayang wolak walik |
Pagelaran Kolosal kolaborasi diikuti oleh hampir 150 anak terdiri dari Santri-santri padepokan Cinta Tanah Air, IMAMI Kepanjen dan juga didukung oleh mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA)
M. Iksan, pengasuh Padrpokan Cinta Tanah Air mengatakan bahwa Kebhinekaan adalah sunnatullah. Merusak kebinekaan berarti melawan sunnatullah. Dan, melawan sunnatullah merupakan kezaliman.
Foto : Ki Jumali dalam gelar kampanye toleransi dengan wayang wolak walik |
Iksan menyampaikan bahwa Pancasila merupakan titik temu yang dapat mempersatukan berbagai golongan dan aliran yang ada di Indonesia, terdiri dari beragam suku, etnis, agama dan daerah.
"Kita sepakat bahwa dalam keanekaragaman itu dipersatukan di bawah ideologi Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu sasanti kita adalah Bhinneka Tunggal Ika", tambahnya.
Lebih lanjut, Iksan mengatakan bahwa hari ini semakin menguatnya gejala intoleransi agama disertai dengan munculnya radikalisme serta fundamentalisme agama. Intoleransi agama mengancam kebhinekaan karena ia merupakan tindakan diskriminasi, pengabaian, larangan atau pengutamaan yang didasarkan pada agama atau kepercayaan.
Foto : M. Iksan pengasuh Padepokan cinta tanah air hadir dalam pagelaran wayang wolak walik |
Iksan mengatakan dengan pagelaran ini, kita ingin turut serta dalam mengkampanyekan akan pentingnya sikap toleransi diantara kita.
Perlu diketahui bahwa pagelaran wayang wolak walik ini di lakukan oleh cak Jumali sang maestro wayang wolak walik yang juga pengasuh yayasan Sapta Wikrama bersama Padepokan Cinta Tanah Air yang mengikutsertakan santrinya, kegiatan ini juga di dukung oleh GP Ansor Kabupaten Malang. (*)
Posting Komentar