Foto : Presiden Jokowi anugerahkan pahlawan nasional kepada panglima laskar sabilillah |
Sebelumnya gelar Pahlawan Nasional disematkan kepada Brigjen (Purn) Mas Isman yang juga berasal dari Malang.
Prof Dr Kasuwi Saiban, Ketua tim pengusul KH Masjkur sebagai pahlawan nasional, yang juga ketua TPGP Kota Malang, menjelaskan, KH Masjkur merupakan Panglima Laskar Sabilillah. Almarhum juga anggota sidang BPUPKI dan PPKI.
KH Masjkur kelahiran Singosari, Malang ini merupakan pemegang mandat Pemerintah Darurat Republik Indonesia untuk wilayah Jawa Timur pada saat Presiden Soekarno dan sebagian besar kabinet tertawan. Semasa menjadi anggota BPUPKI, KH Masjkur turut merumuskan Pancasila dan UUD 1945.
Di bidang pendidikan, KH Masjkur, merupakan Pendiri Yayasan Sabilillah Malang, Ketua Yayasan Universitas Islam Malang (UNISMA) pertama, ketua PB NU, dan pernah menjabat Menteri Agama RI.
"Di masa perjuangan, Masjid Sabilillah Malang menjadi pusat gerakan dengan ditandai dengan prasasti Sabilillah. Hingga kini prasasti itu masih menjadi tanda perjuangan KH Masjkur di Malang," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Sabilillah bidang Sosial, Ekonomi dan Kemasyarakatan M. Mas’ud Said, mengatakan bahwa KH. Masjkur, tokoh asal Malang itu memiliki catatan sejarah tersendiri bagi Yayasan Sabilillah Malang.
Mas’ud Said mengatakan, pengusulan dan pengurusan berkas pahlawan nasional KH. Masjkur sudah dilakukan sejak tahun 1995, namun sempat berhenti proses pemberkasannya.
"Pada Oktober tahun 2017, proses dan pemberkasan diulang kembali dan diserahkan secara resmi kepada Direktorat Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI. Proses verifikasi lapangan dari Kemensos juga sudah dilakukan pada Oktober 2018", jelasnya.
Mas'ud Said mengatakan jelang peringatan Hari Pahlawan Nasional 2019 selesai dan di tetapkan oleh Presiden.
“Menjelang peringatan hari pahlawan nasional tahun 2019 ini, alhamdulillah berhasil ditetapkan oleh presiden,” ujarnya.
Mas'ud Said melanjutkan, bahwa tim pengusul mengikutsertakan dan didukung oleh Gubernur Jatim, Bupati Malang, Walikota Malang, Walikota Batu, dan tokoh-tokoh di Malang Raya dikoordinasi oleh Yayasan Sabilillah Malang.
“Selain itu, dukungan untuk Gelar Pahlawan Nasional RI juga datang dari berbagai pondok pesantren dan perguruan tinggi baik negeri dan swasta yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia,” imbuhnya.
Mas'ud Said menambahkan bahwa sosok KH Masjkur, membangun Masjid Sabilillah yang menjadi masjid besar percontohan paripurna nasional tahun 2017.
Pengusulan KH Masjkur menjadi pahlawan nasional dilakukan selama setahun lebih melalui Dinas Sosial dan ditujukan ke Kementrian Sosial RI. Buku-buku dan bukti sejarah ditelisik oleh tim peneliti, tokoh agama dan tokoh masyarakat, pimpinan perguruan tinggi terutama Universitas Islam Malang, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang dan Universitas Islam Raden Rahmat.
“Sebanyak 8 buku tentang almaghfurlah KH. Masjkur telah diterbitkan dan pernah didistribusikan ke lembaga-lembaga pendidikan di Jawa Timur,” jelasnya.
Buku-buku tersebut beragam, mulai buku biografi perjuangan (3 naskah buku), fragmen pemikiran KH. Masjkur dalam pandangan akademik (2 buku), kiprah dan perjuangan dalam catatan media (1 buku), komik (1 buku), napak tilas gerilya militer di trenggalek (1 buku).
“Ini adalah penghormatan negara yang sangat besar untuk masyarakat Jawa Timur, Malang Raya, dan NU, dan khususnya pihak keluarga Singosari, Yayasan Al Maarif Singosari, keluarga besar Pesantren Bungkuk Singosari, terutama almaghfurlah KH M Tholchah Hasan,” pungkasnya. (*)
Posting Komentar